
Patah hati, perpisahan, perceraian, kematian. Semua hal yang bisa membuat kita patah semangat atau bahkan putus asa. Nggak ada semangat lagi untuk hidup. Makan nasi serasa makan batu, tidur nggak nyenyak, pengen minum racun, pengen bunuh diri, seolah langit runtuh dan bumi tak lagi menjadi tempat yang nyaman untuk menjalani hidup.
Oke. Saya juga pernah mengalaminya, walau mungkin yang kalian rasakan mungkin lebih berat dari apa yang pernah saya rasakan.
Tapi, benarkah apa yang kita pikirkan?
Berpikirlah positive dan berdamailah dengan keadaan. Tuhan selalu memberi yang terbaik untuk kita.
Mungkin keadaan yang kita alami sekarang, sangat tidak mengenakkan dan sering terlintas dalam benak kita, "Kenapa Tuhan nggak mengabulkan doa-doaku?" Sebenarnya Tuhan sudah menjawab, namun karena keegoisan kita, kesibukan kita, terkadang kita nggak mendengar ucapan Tuhan.
Bukankah semua indah pada waktu yang telah Tuhan tetapkan?
PATAH HATI/CINTA DITOLAK
Jangan terus berpikiran : cinta ditolak, dukun bertindak. Halah, nggak banget deh ya.. Kaya cowok/cewek cuma dia aja di dunia ini. Apalagi kalau sampai mengancam : kalau cinta nggak diterima, mending bunuh diri aja. Wooyy, segitu doang nilai dan arti kehidupan untuk kamu? Masih banyak yang sayang kamu dengan tulus. Masih ada orangtua, sahabat, kakak, adik, teman bahkan mungkin ada orang lain yang diam-diam menyimpan rasa sayang untuk kamu.
Berpikirlah positive. Mungkin, kalau kalian pacaran, justru kamu akan semakin sakit hati karena dia selingkuh, orangtua n keluarganya nggak ngerestui atau apapunlah. Atau memang bukan dia jodoh yang Tuhan tetapkan untukmu. Hal yang perlu kita lakukan hanyalah, berdoa, dan tetap meneruskan hidup. Bangun komunitas-komunitas baru. Perbanyak aktivitas positive yang bisa juga menambah teman.
PERPISAHAN/PERCERAIAN
Pisah pas pacaran aja udah bikin down, apalagi setelah menjalani pernikahan dan memiliki buah hati ya..? Mungkin beberapa dari kita juga pernah merasakannya dengan berbagai macam alasan. Awal perceraian pasti akan banyak sekali pergunjingan tentang kita, bahkan mungkin mendapat tentangan dari berbagai pihak. Entah karena malu, kasihan anak-anak, atau karena status janda yang dipandang negative di mata masyarakat kita. Apapun alasannya, perpisahan dalam pacaran dan perceraian pernikahan dengan atau tanpa anak, tetap aja menyisakan luka bahkan mungkin trauma dalam hati kita. Setegar apapun kita, pasti ada satu waktu yang membuat kita merasa sendiri, ditinggalkan, gagal berkomitmen, atau merasa tak tau lagi gimana jalani hidup kedepannya. Wajar sih, kalau itu masih dalam batas toleran. Tapi bukan lantas menjadi suatu alasan untuk kita berbuat hal yang aneh-aneh dengan alasan sebagai pelampiasan. Dugem, narkoba, 'minum', free sex. Kalau kaya gitu, justru doi makin seneng donk. Merasa bangga, berarti dia sangat berarti untuk kita.
Bangkit, tata hidup menjadi manusia baru yang lebih baik dari hari kemarin. Apalagi kalau udah ada buah hati, itu semangat hidup kita lho. Sesakit dan sesedih apapun kita, waktu akan terus berjalan. Dia juga butuh kita, masa depan dia ada di tangan kita. Jangan terlalu lama meratapi perpisahan/perceraian. Hapus airmata, berikan senyum termanis untuk orang-orang terdekat, katakan pada diri kita bahwa kita sanggup berdiri sendiri. Tunjukkan ke mantan pasangan kalau perpisahan nggak lantas bikin kita menjadi sosok wanita yang lemah. Tunjukkan ke buah hati, kalau kalian bisa menjadi super mom. Jangan dikira mudah lho, menjadi ibu merangkap ayah yang harus mencari nafkah sekaligus mengurus dan memperhatikan anak. Sesibuk apapun kita, jangan pernah sampai mengabaikan anak.
KEMATIAN
Perpisahan karena kematian emang udah takdir yang nggak bisa diubah. Karena emang udah takdir setiap makhluk hidup pasti akan meninggal. Tapi, buat yang ditinggalkan, pasti akan terasa sangat menyakitkan. Berbeda dengan perceraian atau perpisahan karena masalah, berpisah dengan orangtua, pasangan, sahabat, saudara karena meninggal, pasti akan terasa lebih menyedihkan karena biasanya yang kita ingat hanya semua kenangan indah tentangnya.
Akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk kita bangkit dari kesedihan setelah kematian orang terkasih, walau tak sedikit dari kita yang bisa langsung survive dalam menjalani hari. Awalnya mungkin terasa agak gamang, karena biasa ada mereka, namun sekarang kita harus menjalaninya sendirian. Biasanya ada tempat sharing, sekarang apapun harus kita hadapi, putuskan dan jalani tanpa adanya masukan dari dia. Tapi, gimanapun, itulah takdirnya. Kita tetap harus menjalani kehidupan sekalipun tanpa hadirnya. Apalagi, kalau dia meninggalkan amanat dan tanggung jawab yang harus kita jalankan.
Berdoa untuk dia yang sudah meninggal menjadi satu-satunya cara untuk membuat kita lebih kuat dalam menjalani hari-hari selanjutnya tanpa kehadiran dia juga agar Tuhan mengampuni segala kesalahannya selama di dunia dan menempatkannya di tempat yang terindah di Surga.
Life must go on.. Seberat apapun, sesedih apapun, hidup akan terus bergulir. Waktu tak akan pernah berhenti untuk menanti kita meratapi nasib dan kesedihan. Kalau cuma sementara waktu, kita 'berdiam diri' sih nggak pa-pa, asal nggak kelamaan aja. Waktu yang terbuang, nggak akan pernah bisa kita putar lagi. Padahal, mungkin dalam rentang waktu itu, kita bisa melakukan banyak hal yang berguna dan menjadi berkat untuk hidup kita dan orang lain. Belajar peka dalam melihat masalah. Ubahlah masalah menjadi media pembelajaran dalam hidup dan membuat kita semakin dewasa. Ubah keluhan menjadi ucapan syukur, akan membuat kita semakin kuat.
Untuk mengurangi kesedihan, nggak ada salahnya kita mencoba berbagi dengan orang lain. Asal jangan salah pilih orang aja. Kalau salah curhat ke orang yang emang hobi menasehati dan membuat kita menjadi seorang pesakitan sih kayanya malah bakal bikin kita makin down. Karena, benernya saat kita mengalami masa berat dalam hidup, yang kita butuhkan adalah seseorang yang mau mendengarkan, yang mau menyediakan bahunya sebagai tempat kita bersandar dan menangis. Dan setelah suasana hati agak tenang, baru deh biasanya kita mulai bisa menerima masukan dan nasehat dari orang lain.
"TUHAN mengijinkan kita 'disakiti' agar esok hari kita dapat mengobati orang yang 'terluka'.. DIA mengijinkan kita menangis agar esok hari kita mampu menghibur orang yang berduka.. DIA mengijinkan kita dalam kelemahan dan kekurangan agar kita sadar dan tau berserah kepadaNYA.. Sebab DIA membuat segala sesuatu indah pada waktu yang telah DIA tetapkan.."
0 komentar:
Posting Komentar