Renungan Harian

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. (Pengkhotbah 3:1)

Selalu Ada Berkat

Sering kali pada saat kejadian yang tidak menyenangkan menimpa, kita bertanya-tanya mengapa TUHAN membiarkan hal itu terjadi? Terlebih bila selama ini kita merasa telah menjadi anak Allah yang baik. Mengapa hal-hal buruk masih terjadi pada kita? Ada peristiwa-peristiwa dalam hidup kita yang sulit dimengerti pada saat kita mengalaminya. Kita hanya dapat berpasrah padaNYA, percaya bahwa DIA tidak akan memberikan yang buruk kepada kita (bdk Yer 29:11). 



Ilustrasi di bawah ini mungkin dapat membantu kita memahami bahwa sebenarnya di balik “kemalangan” itu ada berkat yang tersamar, yang belum kita sadari pada saat itu. 

Ada sebuah kisah tentang seorang raja yang mempunyai seorang teman baik. Temannya ini punya kebiasaan berkomentar, “Ini bagus!” atas semua situasi dalam hidupnya, positif maupun negatif. 

Suatu hari Sang Raja dan temannya pergi berburu. Temannya mempersiapkan dan mengisikan peluru untuk senapan Sang Raja. Kelihatannya Sang Teman melakukan kesalahan dalam mempersiapkan senjata tersebut, karena setelah raja menerima senapan itu dari temannya, senapan itu meletus dan mengenai jempolnya. 

Seperti biasa Sang Teman berkomentar, “ Ini bagus!”, yang oleh raja dijawab, “Tidak, ini tidak bagus!” dan raja tersebut menjebloskan temannya ke penjara. 

Kurang lebih setahun kemudian, Sang Raja pergi berburu ke daerah yang berbahaya. Ia ditangkap oleh sekelompok orang kanibal, kemudian dibawa ke desa mereka. Mereka mengikat tangannya dan menumpuk kayu bakar, bersiap untuk membakarnya. Ketika mereka mendekat untuk menyalakan kayu tersebut, mereka melihat bahwa Sang Raja tidak mempunyai jempol. Karena percaya pada tahayul, mereka tidak pernah makan orang yang tidak utuh. Jadi mereka membebaskan raja itu. 

Dalam perjalanan pulang, raja tersebut ingat akan kejadian yang menyebabkan dia kehilangan jempolnya dan merasa menyesal atas perlakuannya terhadap teman baiknya. Raja langsung pergi ke penjara untuk berbicara dengan temannya. “Kamu benar, “ katanya, “baguslah bahwa aku kehilangan jempolku.” Dan ia menceritakan kejadian yang baru dialaminya kepada temannya itu. “Saya menyesal telah menjebloskan kamu ke penjara begitu lama. Saya telah berlaku jahat kepadamu.” 

“Tidak,” kata temannya,”Ini bagus!”. “Apa maksudmu, ‘Ini bagus!’? Bagaimana bisa bagus, aku telah mengirim kamu ke penjara selama satu tahun.” Temannya itu menjawab, “Kalau kamu tidak memenjarakan aku, aku tadi pasti bersamamu.” 

----------------- 

Kehilangan jempol ataupun kebebasan karena di penjara bukanlah hal yang menyenangkan. Namun karena 2 peristiwa itulah, Sang Raja dan temannya tidak menemui ajalnya dalam peristiwa tahun berikutnya. 

Demikian pula dalam hidup kita, ada peristiwa yang menyebabkan kita kehilangan materi, mata pencaharian bahkan orang yang kita kasihi. Tentu saja itu membuat kita sedih, kesal, marah, bahkan menggugat TUHAN karenanya. Beberapa di antara kita mengalami pergumulan batin yang panjang karena penolakan kita atas kejadian yang tidak menyenangkan ini. Ada yang menolak begitu keras, sehingga menjauh dari TUHAN. 

Namun jika kita dapat mengikuti sikap teman raja di atas, yang secara positif menerima setiap peristiwa baik maupun buruk dalam hidup kita, niscaya suatu hari nanti kita akan menyadari adanya berkat-berkat yang tersamar dalam setiap peristiwa yang kita alami. 

Jadi, seperti kata Anthony de Mello, marilah belajar untuk berkata “YA” terhadap setiap peristiwa dalam hidup kita. “YA” berarti menerima tanpa syarat segala sesuatu yang direncanakan TUHAN dalam hidup ini. Pada saatnya nanti, kita akan dapat “melihat” berkat-berkat yang tersamar dalam berbagai peristiwa di kehidupan kita; karena TUHAN bekerja dengan caraNYA yang misterius, yang tidak terselami oleh keterbatasan akal kita





Sumber : Pondok Renungan
»»  read more

Berdoalah Sampai Sesuatu Terjadi


Seorang laki-laki sedang tidur di pondoknya ketika kamarnya tiba-tiba menjadi terang, dan nampaklah Sang Juruselamat. Tuhan berkata padanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. 


Lalu Tuhan menunjukkan padanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya. Hal ini dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Bertahun- tahun ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. 

Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan tersia-sia. Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu tidak bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya." Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat tidak masuk akal dan salah. 

Pikiran tersebut kemudian membuat laki-laki itu putus asa dan patah semangat. "Mengapa aku harus bunuh diri seperti ini?" pikirnya. "Aku akan menyisihkan waktuku, dengan sedikit usaha, dan itu akan cukup baik." 

Dan itulah yang direncanakan, sampai suatu hari diputuskannya untuk berdoa dan membawa pikiran yang mengganggu itu kepada Tuhan. "Tuhan," katanya "Aku telah bekerja keras sekian lama dan melayaniMu, dengan segenap kekuatannku melakukan apa yang Kau inginkan. Tetapi sampai sekarang aku tidak dapat menggerakkan batu itu setengah milimeterpun. Mengapa? Mengapa aku gagal?' 

Tuhan mendengarnya dengan penuh perhatian,"Sahabatku, ketika aku memintamu untuk melayaniKu dan kau menyanggupi, Aku berkata bahwa tugasmu adalah mendorong batu itu dengan seluruh kekuatanmu seperti yang telah kau lakukan. Tapi tidak sekalipun Aku berkata bahwa kau mesti menggesernya. Tugasmu hanyalah mendorong. Dan kini kau datang padaKu dengan tenaga terkuras, berpikir bahwa kau telah gagal. tetapi apakah benar? 

Lihatlah dirimu. Lenganmu kuat dan berotot, punggungmu tegap dan coklat, tanganmu keras karena tekanan terus- menerus, dan kakimu menjadi gempal dan kuat. Sebaliknya kau telah bertumbuh banyak dan kini kemampuanmu melebihi sebelumnya. Meski kau belum menggeser batu itu. Tetapi panggilanmu adalah menurut dan mendorong dan belajar untuk setia dan percaya akan hikmatKu. Ini yang kau telah selesaikan. Aku, sahabatku, sekarang akan memindahkan batu itu." Terkadang, ketika kita mendengar suara Tuhan, kita cenderung menggunakan pikiran kita untuk menganalisa keinginanNya, sesungguhnya apa yang Tuhan inginkan adalah hal-hal yang sangat sederhana agar menuruti dan setia kepadaNya.... 


Dengan kata lain, berlatih menggeser gunung-gunung, tetapi kita tahu bahwa Tuhan selalu ada dan Dialah yang dapat memindahkannya. 


Ketika segalah sesuatu kelihatan keliru.... lakukan P.U.S.H. (PUSH = dorong) 
Ketika pekerjaanmu mulai menurun.... lakukan P.U.S.H. 
Ketika orang-orang tidak berlaku seperti yang semestinya mereka lakukan.... lakukan P.U.S.H. 
Ketika uangmu seperti "lenyap" dan tagihan-tagihan mulai harus dibayar.... lakukan P.U.S.H. 


P. Pray 
U. Until 
S. Something 
H. Happens 


PUSH = Pray Until Something HAPPENS!! (Berdoalah sampai sesuatu terjadi)


Sumber : Pondok Renungan
»»  read more

Kasih tak Bersyarat

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikaruniai 4 orang anak. 

Cobaan itu bermula setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ketiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata, 
"Pak kami ingin sekali merawat ibu , semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" . 
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya," sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.

"Anak2ku, jika perkawinan dan  hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah, tapi dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian, kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu, apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini..? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit..?"

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno

Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno, dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.

Sampailah akhirnya pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak Suyatno

kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2..?

disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio. kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru

disitulah pak Suyatno bercerita;

"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian  adalah kesia-siaan.
Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama…dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya, sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit"

Tanamkanlah kata-kata yang penuh kasih dalam kehidupan seseorang. Peliharalah dengan senyuman dan doa, lalu lihatlah apa yang terjadi.

»»  read more

Kemarin, Esok dan Hari ini

Tak seorangpun dari kita yang bisa mengubah keadaan yang udah terjadi di masa lalu. Dan nggak perlu juga terlalu merisaukan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang kita hadapi adalah hari ini. Suatu keadaan yang mungkin efek dari perbuatan kita di masa lalu dan keadaan sebagai penentu masa depan sekalipun, nggak seorangpun dari kita bisa meramalkan apa yang akan terjadi kelak. 

Kita tak akan pernah bisa mengulangi kegembiraan, keceriaan, keberuntungan yang pernah terjadi dalam hidup kita kemarin, nggak bisa juga meralat setiap kata dan perbuatan yang terlanjur kita ucap dan lakukan. Setiap hari  baru, berarti menutup pintu masa lalu sekalipun pintu masa depan tak langsung terbentang di hadapan kita.

Tak perlu terlalu risau akan apa yang terjadi atas diri kita esok hari, tak perlu juga terlalu menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas keadaan kita kemarin. Fokus pada diri kita di hari ini. Masih ada kesempatan untuk mengubah kehidupan kita lebih baik dari kemarin. Jadikan kisah masa lalu sebagai sebuah pelajaran berharga. Maafkan dan lupakan segala kesalahan yang pernah kita ataupun orang lain lakukan di masa lalu. Karena hanya dengan cara itulah, kita akan merasa lebih ringan melangkah dan menjalani hari ini.

Jalani hidup apa adanya. Belajar melihat kenyataan, berdamai dengan masa lalu dan lepaskan ketakutan akan hari esok.

Waktu lebih berharga daripada uang. Karena waktu tidak dapat terulang lagi (Efesus 5 : 16)

»»  read more

Mengubah Airmata menjadi Bermakna

Ada banyak hal yang bisa membuat kita terjatuh dan sedih dalam hidup, namun kita juga yang bisa membuat 'kejatuhan' itu menjadi suatu hal yang berarti bagi hidup kita (syukur-syukur bisa menjadi berkat bagi orang lain).

Patah hati, perpisahan, perceraian, kematian. Semua hal yang bisa membuat kita patah semangat atau bahkan putus asa. Nggak ada semangat lagi untuk hidup. Makan nasi serasa makan batu, tidur nggak nyenyak, pengen minum racun, pengen bunuh diri, seolah langit runtuh dan bumi tak lagi menjadi tempat yang nyaman untuk menjalani hidup.

Oke. Saya juga pernah mengalaminya, walau mungkin yang kalian rasakan mungkin lebih berat dari apa yang pernah saya rasakan.

Tapi, benarkah apa yang kita pikirkan?
Berpikirlah positive dan berdamailah dengan keadaan. Tuhan selalu memberi yang terbaik untuk kita.

Mungkin keadaan yang kita alami sekarang, sangat tidak mengenakkan dan sering terlintas dalam benak kita, "Kenapa Tuhan nggak mengabulkan doa-doaku?" Sebenarnya Tuhan sudah menjawab, namun karena keegoisan kita, kesibukan kita, terkadang kita nggak mendengar ucapan Tuhan.

Bukankah semua indah pada waktu yang telah Tuhan tetapkan?

PATAH HATI/CINTA DITOLAK
Jangan terus berpikiran : cinta ditolak, dukun bertindak. Halah, nggak banget deh ya.. Kaya cowok/cewek cuma dia aja di dunia ini. Apalagi kalau sampai mengancam : kalau cinta nggak diterima, mending bunuh diri aja. Wooyy, segitu doang nilai dan arti kehidupan untuk kamu? Masih banyak yang sayang kamu dengan tulus. Masih ada orangtua, sahabat, kakak, adik, teman bahkan mungkin ada orang lain yang diam-diam menyimpan rasa sayang untuk kamu.

Berpikirlah positive. Mungkin, kalau kalian pacaran, justru kamu akan semakin sakit hati karena dia selingkuh, orangtua n keluarganya nggak ngerestui atau apapunlah. Atau memang bukan dia jodoh yang Tuhan tetapkan untukmu. Hal yang perlu kita lakukan hanyalah, berdoa, dan tetap meneruskan hidup. Bangun komunitas-komunitas baru. Perbanyak aktivitas positive yang bisa juga menambah teman.

PERPISAHAN/PERCERAIAN
Pisah pas pacaran aja udah bikin down, apalagi setelah menjalani pernikahan dan memiliki buah hati ya..? Mungkin beberapa dari kita juga pernah merasakannya dengan berbagai macam alasan. Awal perceraian pasti akan banyak sekali pergunjingan tentang kita, bahkan mungkin mendapat tentangan dari berbagai pihak. Entah karena malu, kasihan anak-anak, atau karena status janda yang dipandang negative di mata masyarakat kita. Apapun alasannya, perpisahan dalam pacaran dan perceraian pernikahan dengan atau tanpa anak, tetap aja menyisakan luka bahkan mungkin trauma dalam hati kita. Setegar apapun kita, pasti ada satu waktu yang membuat kita merasa sendiri, ditinggalkan, gagal berkomitmen, atau merasa tak tau lagi gimana jalani hidup kedepannya. Wajar sih, kalau itu masih dalam batas toleran. Tapi bukan lantas menjadi suatu alasan untuk kita berbuat hal yang aneh-aneh dengan alasan sebagai pelampiasan. Dugem, narkoba, 'minum', free sex. Kalau kaya gitu, justru doi makin seneng donk. Merasa bangga, berarti dia sangat berarti untuk kita.

Bangkit, tata hidup menjadi manusia baru yang lebih baik dari hari kemarin. Apalagi kalau udah ada buah hati, itu semangat hidup kita lho. Sesakit dan sesedih apapun kita, waktu akan terus berjalan. Dia juga butuh kita, masa depan dia ada di tangan kita. Jangan terlalu lama meratapi perpisahan/perceraian. Hapus airmata, berikan senyum termanis untuk orang-orang terdekat, katakan pada diri kita bahwa kita sanggup berdiri sendiri. Tunjukkan ke mantan pasangan kalau perpisahan nggak lantas bikin kita menjadi sosok wanita yang lemah. Tunjukkan ke buah hati, kalau kalian bisa menjadi super mom. Jangan dikira mudah lho, menjadi ibu merangkap ayah yang harus mencari nafkah sekaligus mengurus dan memperhatikan anak. Sesibuk apapun kita, jangan pernah sampai mengabaikan anak. 

KEMATIAN
Perpisahan karena kematian emang udah takdir yang nggak bisa diubah. Karena emang udah takdir setiap makhluk hidup pasti akan meninggal. Tapi, buat yang ditinggalkan, pasti akan terasa sangat menyakitkan. Berbeda dengan perceraian atau perpisahan karena masalah, berpisah dengan orangtua, pasangan, sahabat, saudara karena meninggal, pasti akan terasa lebih menyedihkan karena biasanya yang kita ingat hanya semua kenangan indah tentangnya. 

Akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk kita bangkit dari kesedihan setelah kematian orang terkasih, walau tak sedikit dari kita yang bisa langsung survive dalam menjalani hari. Awalnya mungkin terasa agak gamang, karena biasa ada mereka, namun sekarang kita harus menjalaninya sendirian. Biasanya ada tempat sharing, sekarang apapun harus kita hadapi, putuskan dan jalani tanpa adanya masukan dari dia. Tapi, gimanapun, itulah takdirnya. Kita tetap harus menjalani kehidupan sekalipun tanpa hadirnya. Apalagi, kalau dia meninggalkan amanat dan tanggung jawab yang harus kita jalankan. 


Berdoa untuk dia yang sudah meninggal menjadi satu-satunya cara untuk membuat kita lebih kuat dalam menjalani hari-hari selanjutnya tanpa kehadiran dia juga agar Tuhan mengampuni segala kesalahannya selama di dunia dan menempatkannya di tempat yang terindah di Surga. 


Life must go on.. Seberat apapun, sesedih apapun, hidup akan terus bergulir. Waktu tak akan pernah berhenti untuk menanti kita meratapi nasib dan kesedihan. Kalau cuma sementara waktu, kita 'berdiam diri' sih nggak pa-pa, asal nggak kelamaan aja. Waktu yang terbuang, nggak akan pernah bisa kita putar lagi. Padahal, mungkin dalam rentang waktu itu, kita bisa melakukan banyak hal yang berguna dan menjadi berkat untuk hidup kita dan orang lain. Belajar peka dalam melihat masalah. Ubahlah masalah menjadi media pembelajaran dalam hidup dan membuat kita semakin dewasa. Ubah keluhan menjadi ucapan syukur, akan membuat kita semakin kuat.

Untuk mengurangi kesedihan, nggak ada salahnya kita mencoba berbagi dengan orang lain. Asal jangan salah pilih orang aja. Kalau salah curhat ke orang yang emang hobi menasehati dan membuat kita menjadi seorang pesakitan sih kayanya malah bakal bikin kita makin down. Karena, benernya saat kita mengalami masa berat dalam hidup, yang kita butuhkan adalah seseorang yang mau mendengarkan, yang mau menyediakan bahunya sebagai tempat kita bersandar dan menangis. Dan setelah suasana hati agak tenang, baru deh biasanya kita mulai bisa menerima masukan dan nasehat dari orang lain. 

"TUHAN mengijinkan kita 'disakiti' agar esok hari kita dapat mengobati orang yang 'terluka'.. DIA mengijinkan kita menangis agar esok hari kita mampu menghibur orang yang berduka.. DIA mengijinkan kita dalam kelemahan dan kekurangan agar kita sadar dan tau berserah kepadaNYA.. Sebab DIA membuat segala sesuatu indah pada waktu yang telah DIA tetapkan.."
»»  read more

My Follower

Diberdayakan oleh Blogger.